فَإِذَا قَضَيْتُم مَّنَاسِكَكُمْ فَاذْكُرُوا اللهَ
كَذِكْرِكُمْ ءَابَآءَكُمْ أَوْ أَشَدَّ ذِكْرًا فَمِنَ النَّاسِ مَن يَقُولُ
رَبَّنَآ ءَاتِنَا فِي الدُّنْيَا وَمَالَهُ فِي اْلأَخِرَةِ مِنْ خَلاَقٍ.
وَمِنْهُم مَّن يَقُولُ رَبَّنَآ ءَاتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي
اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
1. Makna
Mufradat
Khalaq: bagian, keuntungan, atau nasib.
Manasik: sistem ibadah atau tatacara ibadah haji.
Dzikr: menyebut atau mengingat asma’ Allah.
Hasanah fid dunya: kesehatan, kekayaan, isteri yang shalihah, anak yang berbakti, dan ilmu pengetahuan.
Hasanah fil akhirah: surga (al-jannah), pengampunan, dan kenikmatan.
Khalaq: bagian, keuntungan, atau nasib.
Manasik: sistem ibadah atau tatacara ibadah haji.
Dzikr: menyebut atau mengingat asma’ Allah.
Hasanah fid dunya: kesehatan, kekayaan, isteri yang shalihah, anak yang berbakti, dan ilmu pengetahuan.
Hasanah fil akhirah: surga (al-jannah), pengampunan, dan kenikmatan.
2.
Asbab
al-Nuzul
a. Orang-orang Arab Jahiliyah
melakukan wuquf di musim pasar. Sebagian mereka membangga-banggakan nenek
moyangnya yang pernah membagi-bagikan makanan dan meringankan beban orang lain
dengan menanggung pembayaran diyat (denda). Pada saat wuquf mereka
menyebut-nyebut apa yang pernah dilakukan oleh nenek moyang mereka. Maka
turunlah ayat tersebut sebagai petunjuk apa yang harus dilakukan pada saat
wuquf berlangsung. (HR. Ibnu Abi Hatim dari Ibnu Abbas).
b. Orang-orang Arab pada masa
itu apabila sudah selesai melakukan manasik haji, mereka berdiri di sisi jumrah
sambil menyebut-nyebut jasa nenek moyang mereka pada zaman Jahiliyah; maka
turunlah ayat tersebut (al-Baqarah: 200), sebagai pelajaran apa yang harus
dilakukan pada saat pelemparan jumrah. (HR. Ibnu Jarir dari Mujahid).
c. Riwayat lain menerangkan
bahwa sebagian bangsa Arab ketika tiba di tempat wuquf, mereka berdo’a: “ Ya
Allah, semoga Engkau menjadikan tahun ini banyak hujannya, tahun yang makmur
yang membawa kemajuan dan kebaikan.” Mereka tidak menyinggung urusan akhirat
sama sekali, kemudian Allah menurunkan ayat 200 surat al-Baqarah sebagai
tatacara berdoa. Setelah itu, kaum Muslimin berdoa sesuai dengan petunjuk
al-Qur’an, yaitu memadukan kepentingan duniawi dan ukhrawi, sesuai yang
tercantum dalam al-Baqarah: 201. (Ibnu Abi Hatim dari Ibnu Abbas).
3.
Tafsir
al-Ayat
فَإِذَا قَضَيْتُم مَّنَاسِكَكُمْ فَاذْكُرُوا اللهَ كَذِكْرِكُمْ ءَابَآءَكُمْ أَوْ أَشَدَّ ذِكْرًا
فَإِذَا قَضَيْتُم مَّنَاسِكَكُمْ فَاذْكُرُوا اللهَ كَذِكْرِكُمْ ءَابَآءَكُمْ أَوْ أَشَدَّ ذِكْرًا
Apabila kalian sudah selesai
mengerjakan ibadah haji, kemudian berangkat ke tempat lain, maka perbanyaklah
zikir kepada Allah dengan penuh kesungguhan sebagaimana kalian mengingat nenek
moyang kalian dan menyebut-nyebut jasa-jasa mereka.
فَمِنَ النَّاسِ مَن يَقُولُ رَبَّنَآ ءَاتِنَا فِي الدُّنْيَا وَمَالَهُ فِي اْلأَخِرَةِ مِنْ خَلاَقٍ
Ada di antara jamaah haji
pada masa lampau yang terlalu mementingkan dunia, sehingga dalam doanya selalu
memohon kepada Allah agar mereka diberikan kebahagiaan dan kesejahteraan di
dunia saja; melupakan bagian di Akhirat. Tetapi, Allah menegaskan bahwa orang
yang memohon keuntungan duniawi akan diberikan juga tetapi di Akhirat, ia tidak
akan mendapatkan apa-apa. Sebab itulah, Islam selalu memadukan kepentingan
duniawi dan ukhrawi sekaligus.
وَمِنْهُم مَّن يَقُولُ رَبَّنَآ ءَاتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً
Namun, sikap orang beriman
bahwa ia meminta kepada agar diberikan kebahagiaan dan kesejahteraan baik di
dunia maupun di Akhirat. Orang yang memohon keuntungan duniawi dan ukhrawi akan
diberikan oleh Allah, dengan keberkatan hidup dan dimudah rizki serta diberikan
keselamatan lahir dan batin. Di Akhirat akan diberikan pengampunan, pahala, dan
surga. Itulah kebahagiaan sejati yang dijanjikan Allah kepada setiap orang yang
mau berbakti.
وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
Sebagai wujud dari
kebahagiaan sejati itu, orang beriman tidak lupa juga berdoa agar dijauhkan
dari siksaan api neraka. Karena bagaimana pun juga seseorang itu tak bahagia
baik di dunia maupun di Akhirat jika hidupnya bagaikan nuansa neraka. Artinya,
hidup yang penuh kegelisahan dan bergelimang dalam dosa. Maka, setiap saat kita
memohon kepada Allah agar dijauhkan diri kita dari siksaan api neraka.